Penanganan Satwa Liar Harus Menggunakan Pendekatan Konservasi
Dokter hewan yang berkiblat pada pendekatan konservasi akan mengedepankan fungsi satwa di ekosistem alaminya. Mereka lebih memandang kepentingan populasi satwa dibandingkan dengan individu satwa.
JAKARTA, KOMPAS - Penanganan satwa liar harus berkiblat pada pendekatan konservasi. Itu berarti bukan hanya mengacu pada penyembuhan individu satwa, melainkan juga harus mengembalikan fungsinya di dalam ekosistem. Dengan pendekatan itu, diharapkan kondisi ekosistem terjaga dan keberadaan mereka tetap bisa lestari.Pernyataan ini disampaikan oleh dosen Penyakit Dalam Veteriner Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, Yeremia Yobelanno Sitompul, dalam siniar (podcast)Dr.B The Vet Show, Minggu (27/3/2022). Menurut dia, dalam merawat satwa liar, harus mengedepankan kesejahteraan satwa. Yang dimaksud dengan kesejahteraan berarti harus memperhatikan kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan memastikan mereka dapat mengekspresikan tingkah laku alaminya.Sederhananya, lanjut Yeremia, harus dipastikan satwa liar itu tidak mengalami kelaparan, tidak merasa takut, dan tidak menderita penyakit. βDalam penanganan satwa sebisa mungkin tidak menyakiti mereka,β katanya. Menurut dia, tidak mudah menangani satwa liar karena yang diperhatikan bukan hanya individu satwa tersebut, melainkan juga harus memastikan mereka tidak kehilangan perilaku alaminya.
Sebuah penangkaran yang baik biasanya akan dirancang semirip mungkin dengan habitat alami satwa tersebut.