Inventarisasi Anggrek Digelar di Sumsel untuk Cegah Kepunahan
Alih fungsi lahan dan perambahan hutan mengancam keberadaan anggrek di Sumatera Selatan. Karena itu, pusat konservasi flora dibangun di daerah tersebut sebagai tempat pengembangan dan edukasi untuk melestarikan anggrek.
JAKARTA, KOMPAS โ Balai Konservasi Sumatera Selatan telah mengumpulkan 250 spesies anggrek dari lebih dari 500 spesimen sejak tahun 2017. Bahkan, beberapa di antara anggrek tersebut merupakan tanaman endemik daerah itu. Inventarisasi ini dilakukan untuk melindungi flora dari ancaman kepunahan karena kerusakan hutan akibat perambahan atau alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan atau tambang.
Kader Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Pungky Nanda Pratama, Sabtu (26/3/2022), saat dihubungi dari Jakarta, menyebutkan, inventarisasi anggrek telah dilakukan sejak tahun 2017 di dalam (insitu) dan di luar (eksitu) kawasan konservasi.