logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊTata Kelola Organisasi Profesi...
Iklan

Tata Kelola Organisasi Profesi Kedokteran Perlu Perbaikan

Sejumlah pihak mendorong adanya transformasi organisasi Ikatan Dokter Indonesia. Hal ini diperlukan agar dokter Indonesia mampu menjawab tantangan kesehatan masa depan.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Muhammad Asroruddin (baju batik), dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, membimbing koasistensi (<i>co-ass</i>) sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koasistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Muhammad Asroruddin (baju batik), dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, membimbing koasistensi (co-ass) sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koasistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.

JAKARTA, KOMPAS β€” Transformasi mendasar perlu dilakukan pada organisasi profesi kedokteran di Indonesia, yakni Ikatan Dokter Indonesia. Sejumlah pihak menilai tata kelola dan sistem yang terbentuk pada organisasi tersebut sarat akan konflik kepentingan sehingga dikhawatirkan dapat berdampak pada masyarakat luas.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) Judilherry Justam menilai, organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah memonopoli dunia kedokteran dari hulu ke hilir, mulai dari pendidikan kedokteran hingga profesi kedokteran dan pelayanan kesehatan. Sistem yang bersifat sentralistik ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dari organisasi.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan