logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บFleksibilitas dan Independensi...
Iklan

Fleksibilitas dan Independensi Peneliti BRIN Perlu Dijamin

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi terus berkembang sehingga peneliti tidak bisa dikekang dengan cara kerja dari pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan ruang fleksibilitas bagi BRIN dan peneliti.

Oleh
PRADIPTA PANDU
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_pEg_9XymMucfrQXF2SerheGgZ4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F4b422d5b-b6d6-4943-8f2b-3d11f24db2bb_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Gedung Lembaga Biologi Melekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman di Jakarta Pusat, Selasa (4/1/2022). Berdasarkan data dari sumber Kompas di LBM Eijkman, dari 157 anggota staf Lembaga Eijkman, 96 orang di antaranya peneliti, sisanya staf administrasi dan pendukung, yang diberhentikan per 31 Desember 2021 sebanyak 115 orang. Mereka diberhentikan tanpa pesangon karena berstatus pegawai kontrak. Hanya 42 orang berstatus ASN bisa bergabung ke BRIN dan 15 di antaranya peneliti.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN agar bisa menjamin fleksibilitas para peneliti dan memberikan ruang gerak dalam melakukan riset. Selain itu, peleburan lembaga-lembaga riset mapan ke dalam BRIN ini memerlukan waktu transisi yang cukup agar peneliti dapat  beradaptasi dengan sistem kerja yang baru.

Penasihat senior Centre for Innovation and Policy Governance (CIPG) Yanuar Nugroho mengemukakan, semua orang harus memahami bahwa BRIN merupakan lembaga riset pemerintah. Oleh karena itu, cara kerja BRIN beserta penelitinya juga harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan