Perubahan Tata Ruang Picu Intensitas Banjir
Hampir seluruh wilayah di Indonesia telah mengalami perubahan penggunaan lahan, khususnya pelepasan kawasan hutan. Hal ini dapat memicu banjir mengingat hutan memiliki fungsi infiltrasi dan pengatur tata air hidrologis.
JAKARTA, KOMPAS — Perubahan tata ruang mengakibatkan kemampuan infiltrasi atau aliran air ke dalam tanah menurun. Kondisi ini dinilai bisa memicu banjir. Untuk itu, infrastruktur fisik perlu diperkuat karena penanggulangan bencana hidrometeorologi tidak bisa hanya mengandalkan alam.
Direktur Eksekutif Walhi Nasional Zenzi Suhadi mengemukakan, kejadian banjir terus meningkat intensitas dan meluas wilayahnya. Data Walhi pada 2015 menunjukkan banjir lebih banyak terjadi di Jawa. Namun, saat ini mulai muncul kejadian banjir dengan karakteristik berbeda di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.