logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊKepayang, Pembawa Sejahtera...
Iklan

Kepayang, Pembawa Sejahtera dari Hulu Batanghari

Tradisi mengolah kepayang di Sarolangun merupakan emas hijau bagi pembangunan berkelanjutan. Hal ini merupakan jalan keluar bagi masalah tambang emas liar yang masif merusak lingkungan di hulu-hulu sungai.

Oleh
IRMA TAMBUNAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xWMLi5-O-_KYPD_2V2n8Hld_VEE=/1024x1530/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F03a0c3af-84cc-4b60-be27-71151939b8ef_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Baharudin (46) memanen buah kepayang di kebun yang menyangga Hutan Adat Bukit Tamulun, Desa Berkun, Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Rabu (17/11/2021). Hasil hutan buah kepayang yang diolah menjadi minyak goreng, bahan masakan, dan sejumlah produk lainnya, dapat membawa kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan. Mengantar mereka berdaya tanpa merambah hutan.

Buah kepayang (Pangium edule) yang memabukkan kini membawa gairah baru. Hasil olahannya menjadi minyak sangat ampuh membikin kulit awet muda. Manfaat buah dari pedalaman Jambi itu pun mulai dilirik Eropa.

Baharudin (50) kini setia menunggui buah-buah kepayang yang jatuh dari pohon. Setelah terkumpul banyak, buahnya lantas melalui rangkaian panjang proses produksi. Mulai dari buah, biji, hingga menjadi tepung. Selanjutnya dimasak sampai menghasilkan minyak. Itulah yang dimanfaatkan sebagai minyak goreng oleh masyarakat Desa Berkun, Kecamatan Limun, Sarolangun, Jambi.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan