logo Kompas.id
›
Ilmu Pengetahuan & Teknologi›Tiga Warisan Dokumenter...
Iklan

ARSIP BERSEJARAH

Tiga Warisan Dokumenter Indonesia Diajukan sebagai Ingatan Kolektif Dunia ke UNESCO

Indonesia akan mengajukan tiga warisan dokumenter sebagai nominasi Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of the World. Salah satu yang diajukan adalah pidato Soekarno di Sidang Majelis Umum PBB pada 1960.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/BI8NTpWnXTdk37sW0fx0aoXffxs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F70461868_1537535669.jpg
KOMPAS/NAWA TUNGGAL

Pengunjung menikmati pameran Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan, di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (20/9/2018). Pameran seni rupa kontemporer ini berlangsung pada 13-29 Oktober 2018.

JAKARTA, KOMPAS – Indonesia berencana mengajukan tiga warisan dokumenter nasional sebagai Ingatan Kolektif Dunia yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Ketiganya dinilai sebagai cerminan jati diri bangsa serta sumber pijakan sejarah bagi generasi mendatang.

Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of the World (MoW) merupakan dokumentasi warisan bersejarah di dunia yang berperan penting bagi umat manusia. Ini merupakan pengingat sejarah untuk masyarakat masa kini dan mendatang, serta sumber belajar sejarah. Adapun warisan dokumenter dapat berupa buku atau arsip lain.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...