logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊSistem Peringatan Dini Longsor...
Iklan

Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Sensor

Longsor menjadi jenis bencana hidrometeorologi yang kerap menghantui sejumlah daerah. Area-area rawan longsor perlu sistem peringatan dini yang hasil analisisnya akurat dan cepat diterima masyarakat.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KLVTAud-asX-CZ-Rn6wLNwsYWQE=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F506de84b-0137-4bd9-8f10-d45bd8deb8a7_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Warga yang nekat berdiri di tepian tebing sisa longsor di Kampung Jati Nunggal, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). Tanah longsor yang terjadi pada Jumat (10/9/2021) akibat aktivitas penambangan batu ini memunculkan sejumlah kerusakan, seperti rumah warga dan putusnya jalan desa.

Sampai saat ini masih banyak daerah rawan longsor di Indonesia yang belum memiliki sistem peringatan dini sehingga menimbulkan korban jiwa saat terjadi bencana. Peneliti dari Universitas Indonesia mengembangkan sistem peringatan dini longsor berbasis sensor laser yang didukung kemampuan internet dan harga yang terjangkau.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak 1 Januari hingga 25 September 2021 terjadi 362 bencana longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Longsor tercatat menjadi bencana dengan intensitas tertinggi ketiga setelah banjir (814 kejadian) dan puting beliung (500 kejadian).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan