logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊKemandirian Industri Alat...
Iklan

Kemandirian Industri Alat Kesehatan Terkendala Rantai Pasok hingga Hilirisasi

Pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri sampai saat ini masih menemui sejumlah kendala, mulai dari kurangnya dukungan salah satu rantai pasok hingga belum terbangunnya hilirisasi.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zSsUn9FWKaquKgevsvP4W1PwF8M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F89d3779b-4dc8-454c-9559-0b92de694fab_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Akbar dari UMKM Agusta Dryer menunjukkan cara kerja ventilator sederhana yang masih berupa prototipe di bengkel kerjanya di kawasan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri sampai saat ini masih menemui sejumlah kendala, mulai dari kurangnya dukungan salah satu rantai pasok hingga belum terbangunnya hilirisasi. Kendala ini dinilai dapat dikikis dengan meningkatkan jaringan antara peneliti dan industri serta dukungan penuh dari pemerintah.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Randy H Teguh mengakui lambatnya kemandirian industri alat kesehatan (alkes) disebabkan kemacetan salah satu mata rantai pasokan. Sebagai contoh, pembelian alkes dalam negeri masih belum konsisten dan adanya berbagai masalah terkait katalog elektronik (e-catalogue) dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan