logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บIntegrasi Dukung Ekosistem...
Iklan

Integrasi Dukung Ekosistem Riset Berkelanjutan

Selama masa transisi pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dalam proses pengembangan dan riset di bidang ketenaganukliran.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iW7AE1cjfFbHnzHc_l8DcTmVH3A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F941d69d8-13fa-4d9d-b29c-be951ca7ef16_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Seorang pranata nuklir dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) membuat pelet dari serbuk uranium untuk dijadikan bahan bakar reaktor nuklir di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (11/9/2019). Batan terus mengembangkan aplikasi teknologi nuklir di bidang pangan, pertanian, kesehatan, dan industri di Tanah Air.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Amanat undang-undang untuk mengintegrasikan seluruh lembaga penelitian diharapkan bisa terealisasi dengan baik. Meski bukan perkara mudah, upaya tersebut perlu segera dijalankan. Melalui integrasi, ekosistem riset di Indonesia diharapkan bisa berkelanjutan sehingga mampu mendukung kemajuan bangsa.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan saat diwawancarai secara virtual di Jakarta, Selasa (10/8/2021), mengatakan, pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam kebijakan tersebut dinyatakan seluruh kegiatan pengembangan, pengkajian, penerapan, dan inovasi akan diintegrasikan.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan