Memahami Nalar Penyangkal Pandemi
Bukti yang kuat keberadaan Covid-19 dan dampaknya yang hebat belum tentu bisa mengubah begitu saja perspektif para penyangkal pandemi Covid-19.
Saat kasus Covid-19 melonjak tinggi, warga kesulitan mendapat ruang perawatan di rumah sakit karena penuh, bahkan jenazah antre untuk dimakamkan, orang-orang yang tidak percaya bahaya penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 juga terus berbiak. Misalnya, Asep Sakamullah (32), warga Desa Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang menyatakan bahwa Covid-19 tidak ada melalui unggahan videonya baru-baru ini di Facebook.
Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik itu, Asep memberikan pernyataan ingin membuat eksperimen dengan menyentuh pasien positif atau orang yang meninggal karena terpapar Covid-19. โKalau dua hari kemudian saya meninggal, berarti benar Covid-19 itu ada,โ ujarnya.