logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บMemahami Nalar Penyangkal...
Iklan

Memahami Nalar Penyangkal Pandemi

Bukti yang kuat keberadaan Covid-19 dan dampaknya yang hebat belum tentu bisa mengubah begitu saja perspektif para penyangkal pandemi Covid-19.

Oleh
Ahmad Arif
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fVp7xsUwhy2RMbbwYj8jzQwYb9o=/1024x1024/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200327_172924_1586427423.jpg
DRAWING/ILHAM KHOIRI

Ahmad Arif, wartawan Kompas.

Saat kasus Covid-19 melonjak tinggi, warga kesulitan mendapat  ruang perawatan di rumah sakit karena penuh, bahkan jenazah antre untuk dimakamkan, orang-orang yang tidak percaya bahaya penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 juga terus berbiak. Misalnya, Asep Sakamullah (32), warga Desa Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang menyatakan bahwa Covid-19 tidak ada melalui unggahan videonya baru-baru ini di Facebook.

Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik itu, Asep memberikan pernyataan ingin membuat eksperimen dengan menyentuh pasien positif atau orang yang meninggal karena terpapar Covid-19. โ€Kalau dua hari kemudian saya meninggal, berarti benar Covid-19 itu ada,โ€ ujarnya.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan