logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiDokter Dipacu Hasilkan Riset...
Iklan

Dokter Dipacu Hasilkan Riset dan Inovasi

Tingginya ketergantungan Indonesia pada produk kesehatan luar negeri disebabkan oleh rendahnya budaya riset dan inovasi kesehatan dan kedokteran di kalangan dokter.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T3tQ0szLHRLScoFjflLefvj77hM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F70eea0ca-68ad-4bde-a45d-f620981049ea_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Karya inovasi Universitas Indonesia implan tulang wajah yang dipamerkan dalam mini expo acara forum diskusi ”Sinergi Triple Helix Bidang Kesehatan dan Obat” di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Riset dan inovasi di kalangan profesi dokter di Indonesia masih minim karena sebagian besar dokter masih berfokus pada pelayanan di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, kegiatan riset dan inovasi di bidang kesehatan dan kedokteran perlu didorong agar perbaikan layanan kesehatan dan kemandirian bangsa bisa segera terwujud.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menyatakan, pandemi Covid-19 semakin menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dari sejumlah negara lain dalam riset dan inovasi di bidang kesehatan dan kedokteran. Akibatnya, ketergantungan pada alat kesehatan pun sangat tinggi.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan