Bagi arkeolog, alam semesta adalah perpustakaan mahaluas. Setiap lapisan tanah digali layaknya lembaran arsip yang perlu dibaca, dimaknai, dan ditelaah. Bagi mereka, masa lalu selalu aktual.
Kerja mereka adalah jalan sunyi untuk menemukan apa yang terjadi di masa silam, kemudian memaknainya untuk kehidupan hari ini dan masa depan. Bahasa tak melulu mereka temukan melalui aksara. Sering kali mereka berhadapan dengan keramik, tembikar, lukisan di batu cadas, artefak, atau tulang belulang.
Di dunia arkeologi, kita akan menemukan orang seperti Harry Truman Simanjuntak. Arkeolog senior itu menginsafi identitas manusia Indonesia melalui ilmu yang ia tekuni hingga pensiun. Dari ekskavasi dan penelitian yang pernah ia lakukan, ia menyadari bahwa kemajuan budaya dan teknologi manusia terbentuk dari migrasi leluhur di masa silam.