logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiGerhana di Malam Purnama...
Iklan

Gerhana di Malam Purnama Waisak

Gerhana bulan total, Rabu (26/5/2021), bisa disaksikan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Gerhana terjadi bersamaan dengan perayaan Tri Suci Waisak dan fenomena ”supermoon”.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/DdIiRnarhB87WjanINOScqPjjRg=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FSupermoon-05.jpeg
AP Photo/Aung Shine Oo

Bulan purnama super atau ”supermoon” terlihat di atas Pagoda Uppatasanti di Naypyidaw, Myanmar, Minggu (3/12/2017). Purnama di awal Desember itu adalah bulan super pertama dari tiga bulan super yang terjadi berurutan. Bulan purnama super berikutnya akan terjadi pada 2 Januari dan 31 Januari 2018.

Saat terbit pada Rabu (26/5/2021) petang di sebagian besar wilayah Indonesia, bulan sudah dalam kondisi mengalami gerhana. Bulan yang biasanya berwarna kuning cerah akan berubah jadi oranye hingga merah keabu-abuaan. Sejumlah orang menyebutnya bulan merah darah hingga memunculkan istilah blood moon.

Warna piringan bulan saat gerhana itu menjadi tanda baik buruknya kualitas atmosfer bumi. Jika bulan berwarna merah cerah, itu berarti atmosfer cukup bersih dari aneka partikel debu dan polutan lainnya. Makin gelap warna bulan saat gerhana menandakan makin kotornya atmosfer bumi, baik akibat partikel sisa letusan gunung api, kebakaran hutan dan lahan, maupun polusi udara yang parah.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan