logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊBPOM: Uji Klinik Vaksin...
Iklan

BPOM: Uji Klinik Vaksin Nusantara Belum Bisa Dilanjutkan

Uji klinik vaksin Nusantara dinilai masih ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki berdasarkan kaidah saintifik. Hal itu bertujuan untuk melindungi subyek riset dan menjamin keamanan serta kemanjuran vaksin itu.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AMDRtO6dQtbcMPwNWtqvbiw9m48=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fc5002877-5d48-43be-87a1-0a54a1a3f051_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Aktivitas petugas di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/2/2021). Di ruangan berbeda, pada area yang sama, juga terdapat laboratorium uji Covid-19 dengan kapasitas 300-400 pemeriksaan per hari. Selain itu, juga terdapat ruangan untuk penelitian dan pengembangan vaksin nusantara, yang saat ini telah selesai melalui uji klinis tahap I.

JAKARTA, KOMPAS –  Badan Pengawas Obat dan Makanan memastikan penelitian vaksin Nusantara belum bisa dilanjutkan ke uji klinik fase kedua karena ditemukan banyak hal yang harus diperbaiki. Selain memastikan mutu dan khasiat vaksin Covid-19, kaidah saintifik perlu dipatuhi untuk melindungi subyek yang terlibat dalam penelitian.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring dari Jakarta, Jumat (16/4/2021) menuturkan, vaksin merupakan produk yang sangat kritis karena menyangkut jiwa manusia dalam penggunaannya. Oleh sebab itu,  seluruh proses pengembangan vaksin harus memerhatikan standar yang berlaku agar manusia yang juga menjadi subjek penelitian dapat terlindungi.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan