logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊAplikasi Permudah Analisis...
Iklan

Aplikasi Permudah Analisis Banjir

Tim dari Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia mengembangkan aplikasi pemantau banjir. Hal itu bertujuan untuk memudahkan analisis dan meningkatkan ketahanan kota terhadap bencana tersebut.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bRCS93osRk8dWVAWlM0pk2v1WiY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200102_ENGLISH-SIDEBAR_A_web_1577981164.jpg
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Warga mengevakuasi seorang ibu dan bayinya yang terjebak banjir di permukiman di Kelurahan Cinangka, Sawangan, Depok, Rabu (1/1/2020). Hujan deras yang mengguyur sejak sehari sebelumnya membuat sejumlah kawasan di Jabodetabek banjir.

Banjir yang kerap terjadi saat musim penghujan tidak hanya terjadi di wilayah DKI Jakarta, tetapi juga daerah penyangganya seperti Depok. Namun, data dan informasi terkait banjir di Depok masih amat minim. Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia lalu mengembangkan aplikasi untuk memudahkan analisis dan meningkatkan ketahanan kota terhadap banjir.

Salah satu banjir terparah di wilayah Depok terjadi sepanjang Januari 2020. Saat itu, banjir terjadi di hampir 90 titik. Padahal, data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Depok mencatat, banjir di Depok sebelum Januari 2020 paling banyak hanya terjadi di 20-25 titik.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan