logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPeningkatan Limpasan Air Perlu...
Iklan

Peningkatan Limpasan Air Perlu Diatasi

Penggunaan ruang maupun perubahan tata guna lahan dan hutan serta sistem hidrologi meningkatkan potensi limpasan air. Ini perlu diantisipasi untuk mencegah bencana banjir dan longsor.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BHawDb6XPGKAT2Q04qexq-Vjjvs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20200130_ENGLISH-SERIAL-BENCANA-LEBAK_C_web_1580391433.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Warga melintasi jembatan darurat tanpa pengaman di atas aliran deras Sungai Ciberang yang memisahkan Kampung Ciladaeun dan Kampung Muara di Desa Banjarsari, Lebakgedong, Lebak, Banten, Minggu (26/1/2020). Banjir bandang di aliran Sungai Ciberang yang terjadi pada Rabu (1/1/2020) menerjang jembatan yang menghubungkan 2 kampung tersebut.

JAKARTA, KOMPAS – Dalam mencapai perkembangan perkotaan yang berketahanan bencana pada 2035, Indonesia akan menghadapi tantangan seperti banjir, longsor, maupun kekeringan. Upaya mengurangi limpasan air ke sungai perlu terus digalakkan ditengah terjadinya perubahan penggunaan lahan dan sistem hidrologi yang dapat memicu terjadinya bencana semakin parah.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Djarot Widyoko menyampaikan, kerangka kerja khusus untuk perkembangan perkotaan untuk tahun 2025 diharapkan memiliki prinsip-prinsip kota layak huni. Sedangkan untuk tahun 2035, pengembangan perkotaan diharapkan dapat mencapai aspek berkelanjutan dan berketahanan dalam menghadapi bencana.

Editor:
Bagikan