logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiPakaian ”Hazmat” Berlapis...
Iklan

Pakaian ”Hazmat” Berlapis Nanopartikel Antimikroba

Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengembangkan ”hazmat” berlapis nanoteknologi antimikroba. Baju pelindung ini memiliki sirkulasi udara lebih baik, tetapi tetap aman terhadap virus dan bakteri.

Oleh
PRADIPTA PANDU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UXSJDd9rkPMt5AB02xcoyzuHYQk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F662a5e3f-011a-47de-ad21-3ea465cf043e_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Tenaga kesehatan dengan mengenakan hazmat menurunkan ranjang pasien Covid-19 dari ambulans di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (3/2/2021). Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia, menggeser posisi India yang berhasil melandaikan kurva penularan.

Pakaian dekontaminasi atau hazardous material (hazmat) menjadi alat pelindung diri yang wajib digunakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19. Namun, hazmat yang beredar saat ini mayoritas terbuat dari bahan parasut sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi para tenaga kesehatan.

Sebelum pandemi, pakaian hazmat hanya digunakan oleh para tenaga kesehatan yang menangani pasien dengan diagnosis penyakit sangat menular atau berhadapan dengan material berbahaya, seperti paparan radiasi. Namun, setelah Covid-19 menyebar dengan tingkat penularan masif, saat ini hazmat seolah menjadi kebutuhan pokok bagi para tenaga kesehatan.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan