logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บMengarusutamakan Budaya Riset ...
Iklan

Mengarusutamakan Budaya Riset di Perguruan Tinggi Swasta

Perguruan tinggi swasta yang identik hanya berkutat pada pembelajaran pada mahasiswa agar mulai keluar dari "stereotype" itu. Di antaranya dengan menggencarkan inovasi dan riset-riset.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g1XJZFv59GCtzVPpx5DRNThFQwQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F7eb09390-8713-45ce-b750-606c2fe0d43a_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Karya inovasi Universitas Indonesia implan tulang wajah yang dipamerkan dalam mini ekspo acara forum diskusi โ€Sinergi Triple Helix Bidang Kesehatan dan Obatโ€ di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020). Kegiatan yang dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro tersebut merupakan upaya bersama-sama yang terdiri dari lembaga perguruan tinggi, pelaku industri dan pemerintah untuk berkolaborasi memanfaatkan hasil inovasi dalam mengembangkan industri alat kesehatan dalam negeri.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Riset dan pengembangan menjadi syarat mutlak yang harus dibudayakan untuk membentuk negara menjadi lebih maju dan berdaya saing. Karena itu, budaya riset perlu digerakkan bersama agar menjadi arus utama di berbagai sektor, baik di lembaga penelitian, industri, dan perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swasta.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan, persepsi di masyarakat saat ini masih menganggap bahwa perguruan tinggi swasta hanya fokus pada pemelajaran untuk mahasiswa. Sementara keperluan riset dan pengembangan lebih cenderung dilakukan oleh perguruan tinggi negeri.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan