logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPerkuat Upaya Mitigasi di...
Iklan

Perkuat Upaya Mitigasi di Daerah

Hingga saat ini belum semua kabupaten dan kota memiliki peta risiko. Ini menjadi catatan penting untuk mendorong pemerintah daerah mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bpyESeme752tz8ctdnavn71BjsI=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F1486a41a-d8ae-4f86-840a-f03fb94b9c1c_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Rumah warga yang rusak akibat arus banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (22/9/2020). Musibah yang terjadi Senin (21/9/2020) sekitar pukul 17.00 ini mengakibatkan dua warga tewas serta puluhan rumah rusak akibat diterjang air dan lumpur.

JAKARTA, KOMPAS β€” Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat, mayoritas bencana yang terjadi saat ini merupakan bencana hidrometeorologi dan diperkirakan masih menjadi ancaman hingga akhir 2020. Memperkuat upaya mitigasi bencana di daerah hingga tingkat bawah sangat penting untuk mencegah terjadinya banyak kerugian.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati di Jakarta, Minggu (15/11/2020), mengatakan, dari data serial yang dihimpun BNPB, hampir 99 persen frekuensi kejadian bencana di Indonesia dipicu hidrometeorologi. Potensi bencana ini akan semakin meningkat seiring dengan fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan di beberapa daerah lebih tinggi daripada biasanya.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan