logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiBakteri ”Deinococcus...
Iklan

Bakteri ”Deinococcus radiodurans” Mampu Bertahan Hidup di Luar Angkasa

Bakteri ”Deinococcus radiodurans” mampu bertahan hidup di luar angkasa dalam waktu yang lama. Temuan ini memperluas pengetahuan tentang cara bertahan hidup dan beradaptasi di luar angkasa yang tidak bersahabat.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yrnPamYHoyfdrxeOw8pf7iPkLeg=/1024x411/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fef6e1d60-2816-40ad-ae08-6add8a6509b2_jpg.jpg
KOMPAS/OTT et all, MICROBIOME/SCIENCEALERT

Bakteri Deinococcus radiodurans yang telah setahun terpapar lingkungan luar angkasa menjadi memiliki benjolan kecil di membran terluarnya saat di bawa kembali ke Bumi (gambar kanan), sedangkan bakteri pembandingnya yang hanya berada di Bumi, tidak dibawa keluar angkasa, tidak memiliki benjolan kecil (gambar kiri).

Bagi manusia, luar angkasa adalah lingkungan yang ekstrem. Manusia tidak pernah berevolusi di luar angkasa. Akibatnya, tinggal dalam waktu yang cukup lama di luar angkasa akan memengaruhi fisik manusia hingga ke tingkat asam deoksiribunukleat atau DNA.

Di luar persoalan teknologi, kondisi itulah yang paling menantang untuk mewujudkan mimpi manusia mendarat di planet Mars pada dekade 2030-an mendatang. Agar efektif, manusia setidaknya harus mampu bertahan di luar angkasa selama 3 tahun, yaitu 9 bulan perjalanan Bumi menuju Mars, 18 bulan hidup di Mars, dan 9 bulan perjalanan kembali dari Mars menuju Bumi.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan