logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊCovid-19 Mematikan, Stigma...
Iklan

Covid-19 Mematikan, Stigma Picu Derita Berkepanjangan

Stigma terkait Covid-19 dialami sejumlah penderita dan penyintas penyakit itu. Selain diusir dari tempat tinggal, mereka terancam kehilangan pekerjaan.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5ooUoPJtrQ0sK9fNT0BxCiRNtlE=/1024x689/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F7e1de394-9695-43c9-b976-3e8ab89d7d32_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Dokter menyapa pasien positif tanpa gejala yang sedang menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (10/10/2020). Dua bulan belakangan, jumlah kasus Covid-19 dari kluster keluarga di Kabupaten Tegal tak terkendali. Hal itu terjadi karena pasien positif tanpa gejala tidak menerapkan protokol kesehatan ketat saat isolasi mandiri di rumah.

Wabah Covid-19 memang menular dan mematikan. Namun, stigma sosial bisa meninggalkan penderitaan berkepanjangan, seperti dialami Inriaty Karawaheni (54), perempuan asal Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Setelah kehilangan suami dan anaknya karena Covid-19, dia harus terusir dari rumahnya sendiri karena stigma.

Tanggal 27 April 2020, anak sulungnya, Berkatnu Indrawan (28), meninggal karena Covid-19. Dokter muda ini tertular saat bertugas di Rumah Sakit Soewandi, Surabaya, Jawa Timur, dan meninggal setelah menjalani perawatan. Dua bulan kemudian, pada 27 Juni 2020, suami Inriaty, Suriawan Pribandi, meninggal dengan gejala Covid-19 di salah satu rumah sakit di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan