Covid-19 Mematikan, Stigma Picu Derita Berkepanjangan
Stigma terkait Covid-19 dialami sejumlah penderita dan penyintas penyakit itu. Selain diusir dari tempat tinggal, mereka terancam kehilangan pekerjaan.
Wabah Covid-19 memang menular dan mematikan. Namun, stigma sosial bisa meninggalkan penderitaan berkepanjangan, seperti dialami Inriaty Karawaheni (54), perempuan asal Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Setelah kehilangan suami dan anaknya karena Covid-19, dia harus terusir dari rumahnya sendiri karena stigma.
Tanggal 27 April 2020, anak sulungnya, Berkatnu Indrawan (28), meninggal karena Covid-19. Dokter muda ini tertular saat bertugas di Rumah Sakit Soewandi, Surabaya, Jawa Timur, dan meninggal setelah menjalani perawatan. Dua bulan kemudian, pada 27 Juni 2020, suami Inriaty, Suriawan Pribandi, meninggal dengan gejala Covid-19 di salah satu rumah sakit di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.