logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPlasma Penyembuh Belum Bisa...
Iklan

Plasma Penyembuh Belum Bisa Jadi Standar Perawatan

Riset terapi plasma konvalesen untuk memulihkan pasien Covid-19 menjanjikan. Namun, Panel National Institutes of Health Amerika Serikat menyebutkan, belum ada bukti kuat plasma penyembuhan bisa mengobati pasien Covid-19.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fWp3yiCWwQqPuL0UmpxSi26dea4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Fa867e842-9946-4059-9f30-94bdf2e11576_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Suasana di sekitar tugu peti mati Covid-19 yang berisi data akumulasi korban Covid-19 DKI Jakarta di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (2/9/2020). Total kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam enam bulan per 2 September pukul 15.53 mencapai 180.646 orang dengan kasus meninggal sebanyak 7.616 jiwa. Tugu peti mati Covid-19 tersebar di sejumlah kawasan strategis di Jakarta untuk menjadi pengingat ancaman nyata bahaya Covid-19.

Panel National Institutes of Health Amerika Serikat menyebutkan, belum ada bukti kuat plasma penyembuhan dapat mengobati pasien Covid-19. Oleh karena itu, dokter tidak diizinkan memperlakukannya sebagai standar perawatan sampai penelitian lebih lanjut selesai dilakukan.

”Tidak ada cukup data untuk merekomendasikan baik mendukung atau menentang penggunaan plasma yang sembuh untuk pengobatan Covid-19,” demikian disampaikan panel yang terdiri lebih atas tiga lusin ahli dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman National Institutes of Health (NIH),Rabu (2/8/2020).

Editor:
evyrachmawati
Bagikan