logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บTes PCR Pakai Saliva Diyakini ...
Iklan

Tes PCR Pakai Saliva Diyakini Lebih Murah dan Tetap Akurat

Peneliti Yale University, AS, menemukan metode yang akan menekan biaya tes diagnostik Covid-19. Alih-alih usap tenggorokan, sampel tes diambil dari air liur atau saliva.

Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GXQIiWbeoQrHhiZLtG6EAxgM9dU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Fa7b8bbeb-8af1-4581-9705-9a9f79e7cbac_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Warga menjalani tes dengan metode reaksi rantai polimerasi (polymerase chain reaction/PCR) atau tes usap dalam pengoperasian Mobile Laboratorium Biosafety Level (Lab BSL-2) di halaman Rumah Sakit Moh Ridwan Meuraksa, Jakarta Timur, Selasa (16/6/2020). Mobile Lab BSL-2 akan melayani masyarakat yang telah melakukan registrasi melalui aplikasi pantau Covid-19 dan hasilnya akan dikirim ke telepon genggam masing-masing. Mobile Lab BSL-2 telah mengikuti standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dilengkapi dengan sejumlah peralatan yang mendukung pemeriksaan tes usap Covid-19. Mobile Lab BSL-2 merupakan produk inovasi alat kesehatan yang dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Lebih murah, lebih cepat, tetap akurat. Tiga hal ini yang dijanjikan sekelompok peneliti dari Yale University, Amerika Serikat, melalui skema pengujian Covid-19 yang mereka ciptakan. Metode yang diberi nama โ€SalivaDirectโ€ ini bahkan sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Pada prinsipnya, SalivaDirect mirip dengan mekanisme tes swab RT-qPCR (real time quantitative polymerase chain reaction) yang kini digunakan sebagai standar. Namun, metodenya disederhanakan sehingga ada dua perbedaan: pertama, asal sampel diambil; dan kedua, langkah yang dilakukan sebelum komponen genetika virus SARS-CoV-2 terdeteksi melalui mesin PCR.

Editor:
khaerudin
Bagikan