logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊRiset dan Inovasi Terkait...
Iklan

Riset dan Inovasi Terkait Sampah Masih Minim

Dari anggaran Rp 1 triliun setiap tahun, riset dan inovasi terkait isu sampah hanya mengambil porsi Rp 32,5 miliar sepanjang 2015-2020. Basis riset yang kuat dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan yang tepat.

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XnHbmQ7oyXqi4QYNHgDUyrC-arc=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200224TOK55_1582538331.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Sampah rumah tangga menumpuk di bibir pantai di Perkampungan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (6/6/2018). Akibat rendahnya kesadaran diri akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan, menyebabkan warga membuang sampah rumah tangganya di pinggir laut.

JAKARTA, KOMPAS β€” Riset dan inovasi yang dilakukan terkait isu persampahan masih minim di Indonesia. Permasalahan sampah membutuhkan kebijakan dan regulasi berbasis kajian ilmiah agar bisa memberikan solusi dalam pengurangan dan penanganan sampah, khususnya jenis sampah plastik.

Data Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menunjukkan, selama lima tahun terakhir, tahun 2015-2020, hanya terdapat 475 penelitian terkait sampah dengan alokasi dana Rp 32,5 miliar. Peluang meningkatkan tema sampah, khususnya riset dan inovasi terkait penanganan sampah di laut, kini makin terbuka karena Tim Kerja Penanganan Sampah Laut meminta Kemenristek membantu.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan