logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊBukan Normal Baru, tetapi...
Iklan

Bukan Normal Baru, tetapi Norma Baru

Ledakan kasus Covid-19 di Jawa Timur memberi peringatan bahwa pandemi ini belum reda. Kita jangan terjebak pada euforia normal baru, namun mesti membangun norma hidup baru lebih sehat dan lebih waspada terhadap wabah.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EPq_pCry27odKRhjwLDYD9qkSKg=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Fe6ac5d7a-aea0-4938-b0fe-da38bca54f1c_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Mobil angkutan umum daring di kawasan Balai Kota Solo, Solo, Jawa Tengah, menggunakan plastik sebagai sekat pembatas dengan penumpang, Senin (8/6/2020). Pemasangan sekat tersebut untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona jenis baru. Pemerintah Kota Solo  kembali memperpanjang status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19 hingga 14 hari mendatang.

Lonjakan kasus dan korban jiwa di Jakarta dan kini Surabaya harus menjadi peringatan bagi daerah lain agar mencegah sejak dini penyebaran Covid-19. Jika wabah ini telanjur membesar, fasilitas kesehatan di dua kota terbesar di Indonesia ini pun terbukti kewalahan, apalagi daerah lain dengan fasilitas lebih minim.

Pada 20 Mei 2020 lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur baru sebanyak 2.496 dengan korban jiwa 228 orang. Pada saat itu jumlah kasus positif di Jakarta sudah 6.236 dengan korban jiwa 472 orang.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan