logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊEkosistem Pesisir Kian...
Iklan

Ekosistem Pesisir Kian Tertekan

Kondisi ekosistem utama pesisir, yaitu mangrove, lamun, dan terumbu karang, di Indonesia masih terancam oleh aktivitas manusia. Keberlanjutan ekosistem tersebut hanya bisa terwujud dengan mengurangi tekanan di area itu.

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7KsRyT752gUyaUUmExD7Ir5Gtsc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F77f5fe6a-e152-4402-b69c-18038044a696_jpg.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Suasana pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai, Desa Eri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku,  Selasa (31/3/2020). Sekitar 3 ton ikan didaratkan setiap hari di tempat itu. Di tengah merebaknya virus corona baru penyebab penyakit Covid-19, perikanan tangkap di Maluku masih stabil.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kondisi ekosistem utama pesisir, yaitu mangrove, lamun, dan terumbu karang, di Indonesia masih sangat tertekan oleh kegiatan manusia. Tekanan seperti aktivitas perikanan kecil agar mulai dikurangi dengan mentransformasi kapasitas mereka menjadi nelayan besar yang bisa berburu ikan di laut bebas dan atau zona ekonomi eksklusif.

Namun, dorongan ini belum tampak dalam pembahasan RUU Cipta Kerja atau omnibus law terkait Undang Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No 31/2004 tentang Perikanan. Dalam diskusi secara virtual, di Jakarta, Senin (27/4/2020), terungkap revisi tersebut malah memiliki celah kian memberi tekanan pada ekosistem pesisir.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan