logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊPenerbangan Luar Angkasa Ubah ...
Iklan

Penerbangan Luar Angkasa Ubah Otak Manusia

NASA bakal mendaratkan dua antariksawan di dekat kutub selatan Bulan pada 2024. Itu langkah awal mengirimkan manusia ke Mars. Namun, penerbangan luar angkasa dalam waktu lama berdampak buruk terhadap fisiologi manusia.

Oleh
M ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3yvJGKoOIJgq9jrx7YLWtQ2a9B4=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F36d4efec-4f0b-4685-8024-8b898cc5db0b_jpg.jpg
KOMPAS/NASA

Antariksawati Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Peggy Whitson, saat bekerja di luar Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) pada Januari 2017. Whitson menjadi salah satu perempuan antariksawan pemegang rekor perjalanan terlama di luar ISS.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama sejumlah lembaga riset dan industri penerbangan luar angkasa lain berencana mendaratkan dua antariksawan, salah satunya perempuan, di dekat kutub selatan Bulan pada 2024. Itu adalah langkah awal untuk mengirimkan manusia ke Mars pada dekade mendatang.

Namun, dampak penerbangan luar angkasa untuk waktu lama bagi fisiologi dan kesehatan manusia masih membayangi. Untuk sekali perjalanan dari Bumi menuju Mars, setidaknya dibutuhkan waktu selama sembilan bulan. Agar penerbangan efektif, antariksawan ditargetkan bisa tinggal di Mars sekurangnya selama 12 bulan sehingga untuk perjalanan pulang pergi ke Mars setidaknya butuh 30 bulan.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan