Darurat Keamanan Pekerja Medis
Minimnya alat pelindung diri dan protokol penanganan Covid-19 yang tidak jelas sangat membahayakan tenaga medis. Beberapa dokter yang menangani pasien Covid-19 turut menjadi korban.
JAKARTA, KOMPAS — Keterlambatan deteksi dan minimnya persiapan, termasuk keterbatasan alat pengaman, membuat banyak tenaga medis menjadi korban Covid-19. Untuk mengantisipasi terus bertambahnya pasien, terutama di daerah, pusat kesehatan masyarakat diharapkan menjadi benteng terdepan, yaitu membekali tenaga medis dengan perlengkapan keamanan memadai.
”Kematian dokter, sebagian dokter spesialis, ini merupakan pukulan berat. Di satu sisi, kami tahu ini tugas kami di garda depan, tetapi tolong bekali kami dengan perlindungan. Tidak mungkin kami menghadapi virus korona ini dengan mantel hujan. Kalau tidak ini seperti bunuh diri,” kata Tri Maharani, dokter spesialis emergensi, pengurus Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi), yang dihubungi Minggu (22/3/2020).