β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊAncaman Pandemi
Iklan

Ancaman Pandemi

Sebagian penderita infeksi virus korona baru tidak mengalami gejala. Belum dipastikan, apakah pasien dengan infeksi asimptomatik ini bisa menularkan virus itu. Jika itu terjadi, penangkalan virus itu bakal lebih sulit.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qdRbYPJMZ4ntG-EVUGPoyaxBSnE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Faa13ec0a-dcb1-42e1-b884-0c73da04351d_jpg.jpg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Palu, Sulawesi Tengah, memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulteng, Selasa (28/1/2020), dengan alat pengukur suhu tubuh. Sejauh ini belum ada temuan yang mencolok yang mengarah ke terjangkit virus baru korona.

Pada awal Februari 2003, pneumonia atau radang paru-paru yang dipicu oleh virus baru korona mewabah di China bagian selatan. Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih berusaha mempelajari tentang penyakit baru ini, virus itu telah memulai penyebaran globalnya. Kasus serupa ditemukan di Vietnam dan Hong Kong, yang menyebabkan WHO mengeluarkan peringatan global pada 12 Maret.

Pada 15 Maret, WHO mengeluarkan peringatan kedua dan travel advisory, dan akhirnya menamakan penyakit tersebut sebagai sindrom pernapasan akut parah (SARS). Setelah wabah SARS akhirnya bisa diatasi pada Juli 2003, penyakit ini telah menginfeksi 8.098 orang di 29 negara dan menewaskan 774 orang.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan