logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊLibatkan Daerah dalam...
Iklan

Libatkan Daerah dalam Pemilahan Sampah

Gabungan beberapa organisasi lingkungan mendampingi sejumlah pemerintah daerah untuk menggiatkan pemilahan sampah daripada memaksakan pembangunan insinerator berisiko tinggi.

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oC7fm1Kg8CZjKdG-LC1Jkedq-Kg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F20190808IKI-Dana-Desa-Kamarang-3SILO.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Ero Sumarto (48) memasukkan sampah ke insinerator di tempat pembuangan sampah (TPS) di Dusun Manis, RT 008 RW 003, Desa Kamarang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (17/7/2019). Dengan dana desa sekitar Rp 100 juta, pemerintah setempat membangun insinerator untuk mengatasi masalah sampah. Insinerator itu diklaim ramah lingkungan karena asap tidak mengepul saat proses pembakaran.

JAKARTA, KOMPAS β€” Aliansi Zero Waste Indonesia memakai strategi baru untuk mengampanyekan penolakan pembangunan sejumlah insinerator atau pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Gabungan beberapa organisasi lingkungan ini mendampingi sejumlah pemerintah daerah untuk menggiatkan pemilahan daripada memaksakan pembangunan insinerator berisiko tinggi.

Pemerintah Indonesia yang menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa di 12 kota akan terjebak pada teknologi usang dan berisiko bagi kesehatan warga. Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mendorong pemerintah untuk keluar dari jebakan yang merugikan negara tersebut dan memulai dengan serius kebijakan pemilahan sampah.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan