Atmosfer Riset Indonesia Belum Optimal
Peneliti yang mendapatkan beasiswa luar negeri tidak lagi sekadar pulang ke Tanah Air membawa gelar akademik dan keahlian. Lebih dari itu, ”passion” sebagai peneliti harus dibawa hingga ke institusi masing-masing.
JAKARTA, KOMPAS — Atmosfer riset yang menjadi salah satu bagian dari ekosistem riset di Indonesia dinilai belum terbentuk secara optimal. Para penerima beasiswa luar negeri diminta mengadopsi atmosfer penelitian di universitasnya ketimbang mengincar gelar akademik semata.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menilai, tidak banyak mahasiswa penerima beasiswa luar negeri yang konsisten mengembangkan penelitian setelah menyelesaikan studi. Atmosfer penelitian di luar negeri yang mereka alami mandek setelah mengerjakan tugas akhir.