logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊDilema Gema Bawah Air Danau...
Iklan

Dilema Gema Bawah Air Danau Toba

Oleh
Ichwan Susanto/Nikson Sinaga
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/i32JJFJvbmPSKsqrIns50sQ9ucU=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F06%2F20180622pri1.jpeg
KOMPAS/PRIYAMBODO

Tim SAR gabungan mengerahkan alat Multibeam Side Scan Sonar untuk melakukan pencarian korban kapal KM Sinar Bangun, di perairan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumut, Jumat (22/6/2018).

Pencarian Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, mulai menemukan titik terang. Pada Minggu (24/6/2018), citra benda yang diduga tubuh kapal teridentifikasi di kedalaman 450 meter. Dua alat canggih yang biasanya digunakan memetakan kontur dasar laut, multibeam sonar echosounder dan side-scan sonar, berperan penting dalam upaya kemanusiaan itu.

Multibeam sonar echosounder merupakan teknologi yang dikembangkan sejak 10-20 tahun lalu, dengan berbagai perkembangan. Bila awalnya, hanya memberi data gradasi berkelir hitam-putih, kini lebih kaya informasi beraneka warna. Dalam pencarian kali ini, alatnya datang dari Basarnas Kepulauan Riau berdaya jangkau hingga 2.000 m.

Editor:
Bagikan