Iklan
Alokasikan Dana Khusus untuk Pengembangan Pusat Sains
JAKARTA, KOMPAS – Pusat peragaan sains harus dipertahankan keberadaannya agar bisa menjadi sarana bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal sains atau ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini terutama untuk mendorong generasi muda lebih mencintai sains dan termotivasi membangun budaya iptek pada masa mendatang.
Data dari Asosiasi Science Center Indonesia menyebutkan, saat ini sebanyak 15 dari 24 pusat peragaan sains di beberapa daerah tidak aktif atau ditutup. Hal ini karena kendala anggaran dana, kurangnya tenaga kerja, serta perubahan kebijakan dari pemerintah daerah setempat. Ada pula pusat sains yang “mati suri” dengan tidak mengembangkan alat peraga yang ada di dalamnya karena minimnya anggaran dana.