Iklan
Komitmen dalam Pengendalian Kurang Optimal
JAKARTA, KOMPAS— Komitmen untuk mengendalikan resistensi antimikroba atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik dinilai kurang optimal. Padahal, jika tidak dikendalikan, resistensi ini dapat mengancam kesehatan masyarakat luas di masa depan.
Kurangnya pengendalian resistensi selama ini terlihat dari peningkatan prevalensi resistensi antibiotik (AMR) jenis extended spectrum beta lactamase (ESBL) di Indonesia. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) mencatat, pada 2013 prevalensi resistensi antibiotik ESBL sebesar 40 persen. Jumlah tersebut meningkat pada 2016 yang mencapai 60 persen.
kesehatan antibiotik resistensi antimikroba kementerian kesehatan antimikroba Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Hari Paraton Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Farid Moeloek Dettie Yuliati Direktur Pelayanan Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Surveior Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Henry Boyke Sitompul Simposium Nasional bertema “More Protection Less Antimicrobial”