logo Kompas.id
β€Ί
Ilmiah Populerβ€ΊSains Saja Tak Cukup untuk...
Iklan

Sains Saja Tak Cukup untuk Tuntaskan Perbedaan Awal Kalender Hijriah

Perbedaan Idul Fitri sudah terjadi 30 tahun lebih. Upaya penyatuan sudah dilakukan walau perkembangannya lambat. Kuatnya aspek sosial politik membuat penyatuan kriteria awal bulan kalender hijriah tak mudah dilakukan.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kedua dari kiri) saat telekonferensi sidang isbat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (1/4/2022).
PRADIPTA PANDU MUSTIKA

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kedua dari kiri) saat telekonferensi sidang isbat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (1/4/2022).

Belum adanya kriteria tunggal dalam menentukan awal bulan kalender Hijriah membuat umat Islam Indonesia senantiasa waswas menjelang datangnya Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Berbagai upaya penyatuan sudah dilakukan lebih dari tiga dekade. Namun, hingga kini kesatuan itu belum terjadi.

Perbedaan Idul Fitri secara terbuka setidaknya mulai terjadi pada 1992. Kompas, 3 April 1992, mencatat, pemerintah dan Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab atau perhitungan menetapkan Idul Fitri 1412 H pada Minggu, 5 April 1992. Nahdlatul Ulama (NU) dengan metode rukyat atau pengamatan langsung menetapkan sehari lebih awal, Sabtu, 4 April 1992.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan