logo Kompas.id
β€Ί
Ilmiah Populerβ€ΊMengukur Risiko Penggunaan...
Iklan

Mengukur Risiko Penggunaan Pewarna Rambut

Amankah penggunaan pewarna rambut? Penelitian beberapa dekade memberikan hasil berbeda-beda. Bisa jadi hasil itu dipengaruhi perubahan terkait bahan kimia yang digunakan dalam produk pewarna rambut.

Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
Β· 1 menit baca
Penata rambut MOI by Redz Salon mengecat rambut Adelina Angkow (32) di salon yang terletak di Mal Manado Town Square, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (21/12/2021). Permintaan pengecatan rambut meningkat di Manado menjelang Natal dan Tahun Baru.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI

Penata rambut MOI by Redz Salon mengecat rambut Adelina Angkow (32) di salon yang terletak di Mal Manado Town Square, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (21/12/2021). Permintaan pengecatan rambut meningkat di Manado menjelang Natal dan Tahun Baru.

Penggunaan pewarna rambut sangat populer, baik sebagai mode bagi kaum muda atau penutup uban di kelompok usia paruh baya. Diperkirakan, pewarna rambut digunakan oleh 50-80 persen perempuan dan 10 persen laki-laki berusia 40 tahun ke atas di Amerika Serikat dan Eropa.

Laman American Cancer Society memaparkan, ada tiga jenis pewarna rambut. Pertama, pewarna sementara yang menutupi permukaan rambut, tetapi tidak menembus batang rambut. Jenis ini umumnya bertahan satu hingga dua kali keramas.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan