logo Kompas.id
β€Ί
Ilmiah Populerβ€ΊKontroversi Megakonstelasi...
Iklan

Kontroversi Megakonstelasi Satelit Starlink

Kehadiran megakonstelasi satelit Starlink memang memberi harapan baru atas akses internet cepat dan murah di seluruh muka Bumi. Namun, banyaknya jumlah satelit yang ada juga mengancam manusia dan Bumi.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
M Zaid Wahyudi, wartawan <i>Kompas</i>
ILUSTRASI: KOMPAS/ILHAM KHOIRI

M Zaid Wahyudi, wartawan Kompas

Gagalnya 40 satelit Starlink mencapai orbit awal Februari lalu memunculkan kembali pro-kontra atas megakonstelasi satelit tersebut. Ancaman keamanan operasional satelit lain, pengamatan astronomi, hingga perubahan iklim ada di depan mata. Namun, solusi yang menguntungkan semua pihak belum dicapai.

Starlink adalah nama satelit dan perusahaan penyedia layanan internet berbasis satelit di Amerika Serikat. Perusahaan ini jadi bagian dari SpaceX, korporasi teknologi luar angkasa milik miliarder Elon Musk. Di Indonesia, produk usaha Musk yang sudah masuk dan dikenal publik adalah mobil Tesla.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan