logo Kompas.id
HumanioraLupa Pangan Lokal, Lupa...
Iklan

Lupa Pangan Lokal, Lupa Identitas Diri

Masyarakat di Alor kembali mengangkat pamor pangan lokal dalam kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
· 0 menit baca
 Tampilan makanan tradisional Alor yang disebut ubi kering dalam acara Festival Melang Bila (Lumbung Pangan) di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/9/2024).
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA

Tampilan makanan tradisional Alor yang disebut ubi kering dalam acara Festival Melang Bila (Lumbung Pangan) di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/9/2024).

”Tanam apa yang kita makan, makan apa yang kita tanam!” Sebuah deklarasi berkumandang oleh pejabat pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat seusai Dialog Budaya ”Kebudayaan untuk Pangan yang Berkelanjutan”, di Kampung Adat Matalafang, Desa Lembur Barat, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/9/2024).

Waksi Maufani (37) adalah salah satu warga yang hadir dalam dialog tersebut. Lelaki dari Kampung Kamengtaha, Desa Lembur Barat, ini bekerja sebagai guru sekaligus petani anggur. Dia termasuk dalam generasi yang melihat bagaimana pangan lokal di Alor tergerus akibat gempuran pangan dari luar, seperti beras putih.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan