Iklan
Lupa Pangan Lokal, Lupa Identitas Diri
Masyarakat di Alor kembali mengangkat pamor pangan lokal dalam kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal.
”Tanam apa yang kita makan, makan apa yang kita tanam!” Sebuah deklarasi berkumandang oleh pejabat pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat seusai Dialog Budaya ”Kebudayaan untuk Pangan yang Berkelanjutan”, di Kampung Adat Matalafang, Desa Lembur Barat, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/9/2024).
Waksi Maufani (37) adalah salah satu warga yang hadir dalam dialog tersebut. Lelaki dari Kampung Kamengtaha, Desa Lembur Barat, ini bekerja sebagai guru sekaligus petani anggur. Dia termasuk dalam generasi yang melihat bagaimana pangan lokal di Alor tergerus akibat gempuran pangan dari luar, seperti beras putih.