logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMengatasi Dampak Negatif Impor...
Iklan

Mengatasi Dampak Negatif Impor Sampah ke Indonesia

Impor sampah plastik Indonesia lebih dari 194.000 ton pada 2022. Namun, sebagian sampah ini belum dikelola dengan baik.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
Warga menjemur di jalan desa potongan plastik kemasan yang dipilah dari sampah impor di depan rumahnya di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (8/7/2019). Sebagian besar warga di kawasan tersebut menggantungkan hidup dengan memilah sampah impor sisa pabrik kertas.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Warga menjemur di jalan desa potongan plastik kemasan yang dipilah dari sampah impor di depan rumahnya di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (8/7/2019). Sebagian besar warga di kawasan tersebut menggantungkan hidup dengan memilah sampah impor sisa pabrik kertas.

Impor sampah atau limbah nonbahan berbahaya dan beracun (B3) untuk kelompok kertas dan plastik masih dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Basis Data Statistik Perdagangan Komoditas Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade), pada 2022 volume impor sampah plastik Indonesia mencapai lebih dari 194.000 ton.

Laporan dari Global Initiative Against Transnational Organized Crime tahun 2021 mencatat, impor sampah dari negara-negara Barat ke Asia dan Afrika telah berlangsung sejak tahun 1970-an. Laporan itu juga menyebutkan, negara-negara di Asia Tenggara telah menjadi tujuan impor sampah terbesar dari Eropa, Amerika Utara, dan Australia.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan