logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMenunggangi Gelombang...
Iklan

Menunggangi Gelombang Kecerdasan Buatan

Akal imitasi tidak menggantikan peran jurnalis. Namun, jurnalis yang tak menguasai kecerdasan buatan rentan tergantikan.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
Β· 0 menit baca
Tumpukan sejumlah koran yang terbit di Jakarta. Di tengah gempuran media sosial, media arus utama saat ini masih menjadi acuan informasi bagi warga.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Tumpukan sejumlah koran yang terbit di Jakarta. Di tengah gempuran media sosial, media arus utama saat ini masih menjadi acuan informasi bagi warga.

Gelombang disrupsi menghantam industri media massa secara bertubi-tubi. Saat banyak media belum sepenuhnya beradaptasi dengan digitalisasi, teknologi kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) berkembang pesat membawa segudang tantangan.

Disrupsi ini tak dapat dihindari, tetapi bisa ditunggangi untuk melahirkan berbagai peluang. Kecerdasan buatan mengubah lanskap media massa di Indonesia. Tak cuma dalam memproduksi konten, teknologi AI juga mengubah ekosistem bisnis perusahaan pers. Hal ini memengaruhi cara masyarakat mengakses informasi.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan