logo Kompas.id
HumanioraPerjuangan Masyarakat Adat,...
Iklan

Perjuangan Masyarakat Adat, Kegundahan Paus Fransiskus

Masyarakat adat makin terpinggirkan oleh aktivitas sejumlah perusahaan yang diizinkan pemerintah

Oleh
PANDU WIYOGA, EMANUEL EDI SAPUTRA, NASRUN KATINGKA
· 0 menit baca
Perwakilan masyarakat adat suku Awyu dan Moi dari Papua menari di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (22/7/2024). Mereka meminta agar Mahkamah Agung berpihak pada kelestarian hutan di Papua dan menjatuhkan putusan hukum serta membatalkan izin perusahaan sawit yang tengah mereka lawan.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Perwakilan masyarakat adat suku Awyu dan Moi dari Papua menari di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (22/7/2024). Mereka meminta agar Mahkamah Agung berpihak pada kelestarian hutan di Papua dan menjatuhkan putusan hukum serta membatalkan izin perusahaan sawit yang tengah mereka lawan.

Masyarakat adat Tanah Air mesti berjuang demi memperoleh hak atas tanah hingga hutan yang menjadi sumber kehidupan. Perjuangan itu turut menjadi perhatian Paus Fransiskus yang tercermin melalui dokumen Fratelli Tutti atau “Saudara Sekalian”.

Pelaku bisnis hingga pemerintah kerap merampas hak-hak masyarakat adat di Indonesia. Contohnya, hak masyarakat adat Melayu yang bermukim di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, yang terpinggirkan akibat Proyek Strategis Nasional (PSN).

Editor:
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
Bagikan