logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPembangunan Keantariksaan...
Iklan

Pembangunan Keantariksaan Indonesia Alami Kemunduran

Indonesia menghadapi kemunduran program keantariksaan. Jika tak segera diperbaiki, kemandirian bangsa terancam.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 0 menit baca
Ilustrasi bentuk Satelit Nusantara 5. Satelit milik PT Satelit Nusantara Lima, anak perusahaan Grup Pasifik Satelit Nusantara, ini diluncurkan pada Desember 2023 dari Bandar Antariksa Kennedy, Ameriak Serikat. Satelit ini memiliki kapasitas 160 gigabita per detik yang sebagian besar akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan sebagian kecil untuk Filipina dan Malaysia.
GUNTER'S SPACE PAGE

Ilustrasi bentuk Satelit Nusantara 5. Satelit milik PT Satelit Nusantara Lima, anak perusahaan Grup Pasifik Satelit Nusantara, ini diluncurkan pada Desember 2023 dari Bandar Antariksa Kennedy, Ameriak Serikat. Satelit ini memiliki kapasitas 160 gigabita per detik yang sebagian besar akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan sebagian kecil untuk Filipina dan Malaysia.

Hampir tiga tahun pasca-terbentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional, pembangunan keantariksaan justru berjalan mundur. Sejumlah program riset dan pengembangan terhenti serta banyak fasilitas canggih tidak termanfaatkan secara optimal. Upaya mewujudkan kemandirian keantariksaan Indonesia pun makin jauh dari harapan.

Saat negara-negara lain bersemangat mengembangkan teknologi keantariksaannya, pembangunan kedirgantaraan dan keantariksaan Indonesia justru menghadapi stagnasi. Peleburan lembaga riset, pengembangan, pengkajian, dan penerapan dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 2022 nyatanya masih menyisakan masalah pelik.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan