TENAGA KEPENDIDIKAN
Kegelisahan Guru Honorer Menuju Akhir Tahun 2024
Guru honorer khawatir karena pada Desember 2024 tenaga honorer sudah tidak boleh bekerja di instansi pemerintah.
![Guru honorer menengadahkan tangan saat doa dalam upacara pelantikan di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).](https://assetd.kompas.id/PVdIkxjJb2FJLWasRyD5DAIiO3c=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F28%2Fb242f90e-1a23-4fec-bf2e-9d02e9f8a7d6_jpg.jpg)
Guru honorer menengadahkan tangan saat doa dalam upacara pelantikan di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).
Peristiwa cleansing guru honorer di Jakarta diyakini awal menuju puncak masalah pengelolaan sumber daya manusia pendidikan Indonesia. Kebijakan meniadakan tenaga honorer di instansi pemerintahan tanpa diimbangi kecepatan pengangkatan status jadi aparatur sipil negara akan memicu masalah besar akhir tahun nanti.
Saat ini 141 guru honorer di sekolah negeri di Jakarta yang terkena keputusan cleansing sudah kembali mengajar di sekolah. Namun, mereka tetap dibayangi kekhawatiran karena bulan Desember 2024 tenaga honorer sudah tidak diperbolehkan bekerja di pemerintahan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Gelisah Guru Honorer Jelang Akhir 2024".
Baca Epaper Kompas