logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMengapa Jumlah Rata-rata Anak ...
Iklan

Mengapa Jumlah Rata-rata Anak yang Dimiliki Perempuan Terus Turun?

Jumlah anak yang dimiliki perempuan terus turun. Meski ini fenomena modern, akarnya sudah ada sejak nenek moyang dulu.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 0 menit baca
Masyarakat Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, masih meyakini banyak anak, banyak rezeki. Ini dua keluarga tinggal di dalam satu rumah gubuk dengan enam anak balita.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Masyarakat Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, masih meyakini banyak anak, banyak rezeki. Ini dua keluarga tinggal di dalam satu rumah gubuk dengan enam anak balita.

Dalam kehidupan modern, persoalan ekonomi, kesehatan reproduksi perempuan, dan pengasuhan anak menjadi pertimbangan bagi suami-istri untuk memiliki jumlah anak yang diinginkan. Namun, sepertinya, pertimbangan itu berakar dari evolusi manusia terkait kepadatan penduduk dan kepemilikan atas sumber daya untuk membesarkan anak.

Memiliki anak sedikit telah menjadi fenomena global, tren keluarga modern di seluruh dunia. Studi yang dipublikasikan di The Lancet, 20 Maret 2024, menunjukkan, jumlah rata-rata anak per perempuan usia subur (TFR) di dunia yang pada 1950 masih mencapai 4,84 anak, kini jumlahnya turun hingga mencapai 2,23 anak pada 2021.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan