logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊTradisi Buka Badu dari...
Iklan

Tradisi Buka Badu dari Watodiri untuk Makan Siang Gratis

Desa Watodiri di Pulau Lembata membuka laut larangan mereka untuk mendukung makan siang di sekolah.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Setelah ditutup selama enam bulan dari aktivitas penangkapan ikan, Teluk Waienga berlimpah ikan. Sekali tebar jaring bisa mendapat ikan pelagis hingga ratusan kilogram seperti terlihat pada Kamis (18/7/2024).
AHMAD ARIF

Setelah ditutup selama enam bulan dari aktivitas penangkapan ikan, Teluk Waienga berlimpah ikan. Sekali tebar jaring bisa mendapat ikan pelagis hingga ratusan kilogram seperti terlihat pada Kamis (18/7/2024).

Tradisi badu secara turun-temurun telah menjadi cara masyarakat Desa Watodiri, Kecamatan Ile Api, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, untuk menjaga kelestarian sumber daya laut dan buka badu berarti momen untuk membagi hasil laut. Kini, buka badu dipakai mereka untuk mendukung kegiatan makan siang gratis bagi anak-anak.

Setelah lebih enam bulan ditutup dari aktivitas penangkapan, Teluk Waienga akhirnya kembali dibuka. Tokoh adat Desa Watodiri, Longginus Lebu (54), memimpin ritual buka badu atau buka larangan pada Kamis (18/7/2024).

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan