Iklan
Jumlah Okupasi Terapis dan Fisioterapis Indonesia Minim, Sarjana Terapan Vokasi Dinanti
Kurangnya jumlah okupasi terapis dan fisioterapis di Indonesia membuat layanan ini terbatas dan sulit diakses publik.
Sofie (42) sedang duduk memangku anaknya di depan ruangan terapi fasilitas Vocation Wellness Center atau VWC di Fakultas Vokasi Universitas Indonesia, Selasa (2/7/2024). Ia baru saja selesai mengantar anaknya menjalani terapi okupasi di layanan tersebut.
Anaknya mengalami cerebral palsy atau penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Terapi okupasi perlu diberikan pada anak dengan cerebral palsy untuk mengembangkan kemampuan mengoordinasi anggota tubuh serta membentuk kekuatan dan kelenturan otot.