logo Kompas.id
HumanioraMendeteksi Penyakit Pembuluh...
Iklan

Mendeteksi Penyakit Pembuluh pada Tebu

Penyakit pembuluh pada tanaman tebu bisa dideteksi dengan metode PCR dan ”loop-mediate isothermal amplification”.

Oleh
PRADIPTA PANDU
· 1 menit baca
Pekerja mengangkut tebu untuk dibawa ke pabrik gula di Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja mengangkut tebu untuk dibawa ke pabrik gula di Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman untuk bahan baku gula yang hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman jenis rerumputan ini pertama kali dibudidayakan untuk produksi gula oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1650. Perekebunan tebu kemudian mulai banyak didirikan pada 1800-an di Jawa.

Produksi tebu terus berkembang setelah Indonesia merdeka sampai saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi tebu nasional pada 2023 mencapai 2,27 juta ton atau naik 5,42 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jawa Timur menjadi provinsi penghasil tebu terbesar, yakni 1,12 juta ton atau 49,34 persen, dari total produksi nasional.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan