logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊWartawan dan Simalakama Empati
Iklan

Wartawan dan Simalakama Empati

Wartawan rentan terhadap stres dan trauma dalam menjalankan pekerjaannya. Kesadaran untuk merawat diri diperlukan.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
Β· 1 menit baca
Sejumlah jurnalis dari berbagai aliansi wartawan menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (14/11/2014), mengecam kekerasan terhadap jurnalis di Makassar. Mereka meminta pertanggungjawaban kepada kepolisian atas peristiwa pemukulan sejumlah jurnalis oleh anggota Brimob saat meliput kerusuhan aksi mahasiswa di Makassar sehari sebelumnya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON)

Sejumlah jurnalis dari berbagai aliansi wartawan menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (14/11/2014), mengecam kekerasan terhadap jurnalis di Makassar. Mereka meminta pertanggungjawaban kepada kepolisian atas peristiwa pemukulan sejumlah jurnalis oleh anggota Brimob saat meliput kerusuhan aksi mahasiswa di Makassar sehari sebelumnya.

Empati menjadi salah satu modal penting yang harus dimiliki wartawan supaya mereka bisa meliput dan menuliskan kisah-kisah narasumbernya dengan baik. Namun, pemberian empati yang berlebihan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi wartawan mulai dari kelelahan, stres, hingga trauma sekunder.

Pada awal 2023, Lily (25), wartawan salah satu media di Sulawesi, meliput dan menulis berita tentang kasus kekerasan seksual terhadap anak. Selama beberapa pekan, Lily bolak-balik ke rumah keluarga korban untuk melakukan wawancara dan mengumpulkan data.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan