logo Kompas.id
โ€บ
Humanioraโ€บMarbot Masjid Masih Jauh dari ...
Iklan

Marbot Masjid Masih Jauh dari Sejahtera

Meski tidak digaji atau mendapat upah rutin, rasa ikhlas membuat marbot menjalankan tugas mereka dengan semangat.

Oleh
JUMARTO YULIANUS, ISMAIL ZAKARIA, ZULKARNAINI, COKORDA YUDISTIRA, RENY SRI AYU ARMAN, PRADIPTA PANDU
ยท 1 menit baca
Sanadi (70) menyapu beranda Masjid Nurul Iman Dusun Kuang Jukut, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (24/3/2024). Meski tidak mendapat upah atau gaji, para marbot tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas sebagai bentuk pengabdian dan ibadah.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Sanadi (70) menyapu beranda Masjid Nurul Iman Dusun Kuang Jukut, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (24/3/2024). Meski tidak mendapat upah atau gaji, para marbot tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas sebagai bentuk pengabdian dan ibadah.

JAKARTA, KOMPAS โ€”Kehidupan para pekerja di masjid atau marbot secara umum belum cukup sejahtera. Mereka masih menerima upah di bawah standar upah minimum suatu daerah. Perhatian dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan marbot meskipun pekerjaan mereka bersifat sukarela.

Kesejahteraan masih belum dirasakan Sanadi (70), seorang marbot di Masjid Nurul Iman Dusun Kuang Jukut, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sanadi bertugas mengurus berbagai keperluan masjid, termasuk kebersihan seperti menyapu dan mengepel.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan